Semangat

Aku bagaikan sinar mentari
Yang tak pernah berhenti
Mengunjungi bumi... setiap pagi
Tak ada kebosanan dan jenuh
begitulah yang terjadi...
Sebuah Inspirasi Indah Bagiku

Jumat, 30 Desember 2011

Pentingnya Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Kelautan

Pentingnya Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Kelautan PENDAHULUAN Indonesia bila dipandang dari posisi geografisnya, dilewati oleh garis Khatulistiwa. Dengan posisi ini, maka Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan berbagai sumber daya alam dan merupakan negara yang memiliki suhu tropis yang baik, sehingga mampu menghadirkan keanekaragaman hayati yang melimpah. Kondisi alam tropis yang merupakan ciri dari negeri ini, maka di negeri ini rata-rata penduduknya bekerja di sektor pertanian, dimana pada sektor ini, profesi petani sangat bervariatif. Ada yang bekerja dibidang tanaman pangan, tanaman hias, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan, perikanan, peternakan, hingga bekerja pada sektor kelautan. Minat terhadap sub sektor - sub sektor ini setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan, ini dikarenakan selain sektor ini mampu memberikan penghasilan yang optimum, juga mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) nomor tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah/genetik, sumber pangan, obat-obatan, bahan bakar non tambang, bahkan hingga wisata. Selain dari keanekaragaman hayati, Indonesia memiliki kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai. Hal ini tercemin pada berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat yang dapat disesuaikan dengan tipologi lahan. Keunikan-keunikan tersebut merupakan aset yang dapat menarik untuk dikembangkan dan dilestarikan. Indonesia pun kaya akan keragaman budaya, dari budaya yang terjaga dan berkembang, akan didapat banyak pengetahuan dan ilmu tentang sosial masyarakat dari masa ke masa, sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas pengalaman masyarakat Indonesia adalah berusaha dibidang pertanian. Pengembangan sektor pertanian yang sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan sektor pertanian pada saatnya akan menciptakan lapangan pekerjaan yang besar, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan hingga perkotaan, sehingga dampak positif yang dapat dihadirkan adalah dapat menahan dan mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari usaha pertanian ini adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekitar. Hingga saat ini Indonesia masih mengalami kekurangan dalam hal pemenuhan kebutuhan (quota) baik pemenuhan akan kebutuhan pangan maupun sandang. Ini dikarenakan masih minimnya kesadaran masyarakat dan kurangnya kemapanan dalam hal teknologi budidaya dan pengetahuan akan ragam tanaman yang layak dan mampu memberikan nilai tambah bagi para petani. Dikatakan demikian karena angka import negeri ini untuk bahan baku pangan seperti kedelai, jagung, gula hingga beras pun masih tergolong tinggi sehingga berdampak terhadap tingginya harga bahan-bahan pokok dimasyarakat. Selain itu import akan bahan baku produksi sandang seperti kapas, sutra, wool, hingga pewarna pun masih sangat besar, sehingga memberi dampak terhadap tingginya nilai produksi dari sandang yang berakibat terhadap minimnya margin yang didapat oleh pengusaha sehingga kesejahteraan pekerja pun tidak dapat teroptimalkan. Negeri kaya ini pun belakangan ini mengalami krisis energi, sehingga berdampak terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak yang cukup signifikan, sehingga mampu menambah beban masyarakat. Padahal, negeri ini tidak seharusnya mengalami dampak ini, bahkan tidak perlu terpengaruh oleh kenaikan harga minyak dunia, karena di negeri ini mampu menciptakan sumber energi alternatif yang berasal dari bahan bakar nabati yang mampu memberikan kontribusi besar bagi pemenuhan energi, yang akhirnya dapat mengurangi tingkat ekplorasi tambang, yang semakin hari semakin meningkat sedangkan hasilnya semakin menyusut. Memandang dari beragam permasalahan yang ada tersebut, maka penulis merasa perlu jika pemerintah dan masyarakat memulai kembali pengaktifan sendi-sendi pertanian dengan pengaturan pola penanaman lahan dan peningkatan sumber daya pertanian. Karena pada setiap sub sektor pertanian selain mampu memberikan pemenuhan akan kebutuhan pangan, juga mampu memberikan pemenuhan akan kebutuhan sandang dan papan sebagai kebutuhan primer dari manusia, selain itu mampu mengurangi bahkan menghapuskan angka pengangguran dan kemiskinan, karena setiap sub sektor mampu menyerap tenaga kerja besar, dan mampu memberikan kontribusi terhadap nilai usaha yang optimal, sehingga setiap pekerja akan mendapat hasil yang baik, sejahtera, dan mengalami kemapanan secara ekonomi, karena hasil dari setiap sub sektor pertanian ini mampu memberikan profit dan benefit secara besar terhadap usaha yang dijalankan. Sekurangnya ada 59 Juta hektar lahan produksi di negeri ini yang tidak diberdayakan bahkan tidak terjamah oleh masyarakat dan pemerintah. Padahal jika lahan produksi tersebut dioptimalkan, maka lahan tersebut mampu memberikan kontribusi positif terhadap penyerapan tenaga kerja, keuntungan para pekerja, kesejahteraan masyarakat, pendapatan daerah, hingga proses pemenuhan quota bahan baku baik pangan, sandang, papan, hingga pada energi. Jika setiap hektar lahan produksi diberdayakan oleh sekurangnya 5 orang, maka tenaga kerja yang mampu terserap adalah sebesar 295 juta orang, jika setiap 5 hektar diawasi oleh 1 orang pengawas, maka dibutuhkan sekurangnya 11,8 juta orang, jika setiap 20 hektar ditangani oleh seorang tenaga supervisi maka diperlukan sekurangnya 2,95 juta orang dan jika setiap 80 hektar diperlukan tenaga managerial, maka diperlukan sekurangnya diperlukan 737,5 ribu orang pekerja. Apabila dikalkulasikan keseluruhannya maka diperlukan sekurangnya 310,4875 juta orang pekerja. Andaikata setiap hektar mampu memberi laba bersih senilai 100 juta Rupiah setiap tahun, maka laba bersih yang dapat dihasilkan sebesar 5.900 Triliun Rupiah setiap tahunnya. Pendapatan negara dari pajak hasil bumi sebesar 20% akan mencapai di angka 1.180 Triliun Rupiah setiap tahunnya. Dengan pendapatan negara sebesar ini, maka negeri ini tidak perlu lagi meminjam hutang luar negeri, mampu melunasi hutang luar negeri, bahkan tidak perlu lagi mengekspor tenaga kerja ke luar negeri. Dari perhitungan-perhitungan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa jika setiap sub sektor diberdayakan secara optimal, maka kemakmuran akan dapat dicapai, dan negeri ini akan sulit menemui kelangkaan bahan pangan, bahan sandang, bahan papan, hingga energi yang selalu menjadi dilema baik di masyarakat hingga pada pemerintahan. IDENTIFIKASI MASALAH Manusia didalam hidupnya memerlukan empat sehat lima sempurna. Secara ilmu kesehatan maksud dari empat sehat lima sempurna tersebut adalah kebutuhan akan nasi, lauk pauk (daging, ikan, dan telur), sayuran, buah-buahan, dan susu. Secara ilmu gizi dan nutrisi kajian dari empat sehat lima sempurna ini diuraikan sebagai berikut: 1. Kebutuhan akan Karbohidrat 2. Kebutuhan akan Lemak dan Protein 3. Kebutuhan akan Mineral 4. Kebutuhan akan Vitamin 5. Kebutuhan akan Lactosa Sumber kebutuhan tersebut adalah sumber inti agar manusia dapat tumbuh dengan optimal, dan mampu beraktifitas dengan baik. Namun, akibat dari kurangnya ketersediaan bahan baku pangan dan tingginya harga-harga bahan baku tersebut, maka pemenuhan akan kebutuhan tersebut sulit untuk dicapai secara merata. Alhasil angka kecukupan gizi dan nutrisi bagi masyarakat Indonesia secara menyeluruh masih jauh dibawah dari standar yang ditetapkan. Memandang dari permasalahan tersebut maka penulis merasa perlu untuk menyampaikan dan memecahkan setiap permasalahan yang ada, sehingga diharapkan permasalahan-permasalahan tersebut dapat dikurangi bahkan jika perlu dihapuskan. Penanganan dari permasalahan tersebut menurut penulis adalah dengan mengaktifkan dan mengefektifkan sendi-sendi pertanian yang mencakup akan sektor pertanian murni, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, hingga pada kelautan (4P2K). Dengan penggalangan sub sektor pertanian secara terpadu, maka masyarakat akan terpenuhi kebutuhan karbohidrat dan mineralnya, penggalangan terhadap sub sektor perkebunan, masyarakat akan terpenuhi kebutuhan vitamin dan mineralnya, penggalangan sub sektor perikanan, peternakan dan kelautan, diharapkan masyarakat akan terpenuhi kebutuhan akan lemak, protein, mineral dan lactosanya. Sedangkan pada sub sektor kehutanan, masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan akan energi, kebutuhan akan supply oksigen, dan terjaga dari efek rumah kaca atau pemanasan global. Karena hutan mampu menyerap gas karbondioksida (CO2) secara baik. Dari uraian-uraian tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk membuat suatu jenis usaha yang diharapkan dapat menjadi percontohan sehingga kelak pemenuhan akan setiap kebutuhan masyarakat tersebut dapat tercapai. Adapun cakupan usaha yang akan dibentuk ini adalah usaha di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Pada sektor pertanian, penulis akan memaparkan usaha pertanian dengan penanaman komoditas untuk bahan baku produksi pakan ternak, dan bahan baku pangan untuk kebutuhan kantin sebagai sarana pemenuhan kebutuhan pangan pekerja. Pada sektor perkebunan penulis akan memaparkan usaha perkebunan buah-buahan dengan beragam varietas untuk pemenuhan kebutuhan para pekerja dan usaha perkebunan untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku produksi sandang. Di sektor perikanan, penulis akan memaparkan mengenai usaha perikanan untuk menunjang kebutuhan pangan pekerja dan teknologi pengawetan atau pasca panen pada usaha perikanan dengan beragam varian species ikan yang dibudidayakan serta pengefektifan pembuatan pakan ayam dari limbah kotoran ikan. Pada sektor peternakan, penulis akan memaparkan peternakan sapi, kambing, domba, ayam buras, kuda dan kelinci untuk pemenuhan kebutuhan pangan pekerja, kebutuhan bahan baku industri dan pemenuhan kebutuhan akan bahan baku energi yang berasal dari limbah kotoran ternak dan tanaman yang dikenal dengan biogas, pentanol (H5C12) yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkit listrik, dan bahan bakar minyak hingga kebutuhan penunjang akan sektor pertanian yakni pupuk organik cair, pestisida hayati cair, kompos, dan granula sebagai bahan organik pembuatan pakan ikan. Pada sektor kehutanan, penulis akan memaparkan fungsi hutan sebagai pembelah angin, penahan erosi, penampung gas karbondioksida (CO2), hingga penghasil sumber energi alternatif yang dalam hal ini adalah bahan bakar nabati yang berupa etanol (C2H6) dan pengefektifan minyak nabati, bio-diesel, hingga pada pemenuhan akan bahan baku papan. Dengan demikian maka diharapkan setiap kebutuhan pokok dapat terpenuhi secara optimal khususnya didalam lingkup perusahaan, dan umumnya dimasyarakat sekitar hingga masyarakat luas. Diposkan oleh Perencanaan Usaha

Jumat, 26 Agustus 2011

TOTALITAS PERJUANGAN


Lagu TOTALITAS PERJUANGAN adalah lagu yang sering dibawakan oleh para mahasiswa yang berjuang turun ke jalan melalui pergerakan / aksi-aksi demo untuk menyuarakan isi hati nurani untuk membela kepentingan rakyat banyak atau kepentingan lain yang positif.

Biasanya selama menyanyikan lagu perjuangan mahasiswa ini sambil mengangkat tangan kanan serta mengepalkan jari-jari tinju tangan kanannya. Menyanyikan lagu ini pun juga dengan suara lantang dan tegas sebagai simbol semangat yang berkobar takkan pernah padam.

C G
Kepada para mahasiswa
C G
Yang merindukan kejayaan
C G
Kepada rakyat yang kebingungan
F G C
Di persimpangan jalan
C G
Kepada pewaris peradaban
C G
Yang telah menggoreskan
C G
Sebuah catatan kebanggaan
F G C
Di lembar sejarah manusia

- Reff :
F C
Wahai kalian yang rindu kemenangan
G C
Wahai kalian yang turun ke jalan
F C
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
G C
Untuk negeri tercinta

Atau...

Intro : G# A# G# A# G# A# G# D# A# G#
D# A#
Kepada para mahasiswa
D# A#
Yang merindukan kejayaan
D# A#
Kepada rakyat yang kebingungan
G# D#
Di persimpang jalan
A# D#
Kepada pewaris peradaban
A# D#
Yang telah menggoreskan
A# D#
Sebuah catatan kebanggaan
G# D#
di lembar sejarah manusia

Reff:
G# F
Wahai kalian yang rindu kemenangan
D# G#
Wahai kalian yang turun ke jalan
A# D#
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
A# D#
Untuk negeri tercinta..
G# A# / A# D#
Untuk negeri tercinta..
Intro : G# A# G# A# G# A# G# D# A# G#

INSAN BARU FAKULTAS PERTANIAN




“Selamat pagi kakak-kakak,selamat pagi ayuk-ayuk..”
Ini adalah sepenggal lirik mars P2K fakultas pertanian yang sering dielu-elukan oleh mahasiswa baru fakultas pertanian 2011.Untuk mengatur serta memprovokasi mahasiswa baru agar lrbih semangat, BEM FP UNSRI menunjuk WAGUBMA kita Edi Susanto menjadi Koordinator Lapangan (KORLAP) .
Hari pertama mahasiswa baru kita dikumpulkan di auditorium untuk diterima secara resmi oleh Rektor Ibu Badia Parizade,pagi-pagi mereka sudah berkumpul dengan menggunakan almamater tercinta kita.Berkumpul disamping auditorium,Pak KORLAP kita sudah membariskan seluruh mahasiswa pertanian untuk diajarkan yel-yel,diajarkan jarkom-jarkom dan tentunya agar mereka lebih semangat dan tidak kalah dengan fakultas lainnya.
Setelah berkumpul disamping auditorium,seluruh mahasiswa baru FP masuk kedalam audit karena acara akan segera dimulai,sekitar 436 mahasiswa baru FP dengan semangat dan gagahnya mereka berjalan kedalam audit dengan menyanyikan yel-yel yang telah diajarkan.
Setelah didalam audit dan menunggu beberapa saat anggota senat Universitas Sriwijaya datang dan acara pun dimulai.Selang beberapa lama prosesi pengucapan ikrar mahasiswa dan memasang almamater pun dilaksanakan dan dengan ini mereka dinyatakan resmi sebagai Keluarga Mahasiswa Universitas Sriwijaya.(Untuk insiden-insiden yang ada saat P2k diaudit disensor dulu dengan admin..hehehehe)
Taraaaaaaaaaaaaaa....hari ke 2 P2k..
“ayo cepat..lelet sekali kalian ini” teriak para komisi disiplin kepada adik mahasiswa baru FP 2011,akhirnya banyak yang dihukum karena tidak disiplin.Tetapi banyak juga yang tepat waktu,jam 6.30 mereka udah berkumpul semua disamping gedung dekanat FP UNSRI,dengan berbagai aksesoris yang telah diperintahkan oleh senior mereka.





Hari ini agenda untuk mereka adalah penerimaan resmi oleh Bapak Dekan beserta Seluruh Dosen dan jajarannya,tetapi sembari menunggu acara tersebut mahasiswa baru dipandu oleh korlap kita untuk bernyanyi,kemudian bermain malah ada yang saling pijit-pijitan...
Walaupun puasa,mahasiswa baru tidak gentar..malah teriakan mahasiswa FP sangat besar dan mungkin menurut saya Cuma fakultas pertanian yang paling baik dan semangat mahasiswa barunya (bertepatan juga fakultas tetangga kita gak ada P2k,karena diboikot..hahahah).
Pagi itu DPMF FP USNRI, BEM FP UNSRI dan semua BO (GEMPA,BWPI dan WABAPERTA) mengawali penyambutan,seluruh organisasi memdeskripsikan organisasi masing-masing,memperkenalkan struktural mereka dan sekalian mengajak adik-adik baru untuk ikut bergabung.Selanjutnya adalah acara penerimaan mahasiswa baru FP 2011 oleh dekan FP UNSRI pak Imron Zahri.Dibuka dengan sambutan Ketua pelaksana P2k FP UNSRI yaitu Muamar Kahadafi,dalam sambutannya khadafi mengatakan bahwa “saya pernah membaca buku otobiografi presiden Soeharto yang menyatakan didepan para pimpinan PBB bahwa saya membangun indonesia bukan dari sektor industri,buan sektor pariwisata tetapi dari sektor pertanian...” .Serentak seluruh mahasiswa baru bertepuk tangan bangga menjadi seorang mahasiswa pertanian.Kemudian setelah itu sambutan dari Gubernur mahasiswa Fakultas Pertanian UNSRI yang juga memberikan wejangan kepada adik-adik baru kita yaitu “Pertanian adalah kebutuhan kedua setelah bernafas..”,prook...prookkk.. riuh tepuk tangan seluruh mahasiswa baru tak ketinggalan juga pak dekan serta jajarannya ikut tepuk tangan.Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Pak dekan yang sekaligus membuka acara P2K di fakultas pertanian serta menerima secara resmi Mahasiswa baru FP 2011 menjadi keluarga mahasiswa fakultas pertanian unsri,setelah acara pembukaan setelah shalat zhuhur mahasiswa baru diberi materi oleh salah satu alumni fakultas pertanian yang telah sukses yang mana tujuannya agar mahasiswa baru dapat terinsipirasi dan termotivasi.Agenda hari ke2 selesai dan lanjut seluruh panitia briefing dan mengevaluasi serta mempersiapkan apa saja untuk agenda besok..
Ting tong....Hari ketigaaaaaaaaa.....
Hari ini seluruh mahasiswa fakultas pertanian berkumpul ditiap jurusan masing-masing karena hari ini penyambutan dari tiap-tiap jurusan,dan pukul 12.30 disuruh berkumpul difakultas kembali untuk mengikuti lomba-lomba yang telah dipersiapkan oleh panitia.kemudian puk 15.20 acar P2K Fakultas Pertanian resmi ditutup.
Terima kasih buat seluruh panitia,semangat dan perjuangan kita tentu akan menjadi kenangan yang indah.
SELAMAT MUDIK PANITIAAAAAAAAAAA>>>.........
SELAMAT MUDIK Mahasiswa Baru>>>...............

HIDUP MAHASISWA

Selasa, 09 Agustus 2011

Daftar Mahasiswa Baru Prodi Peternakan Jenjang S1 Tahun Angkatan 2011

NO. FOTO NIM NAMA ASAL SLTA JALUR SELEKSI PROGRAM STUDI FAKULTAS KAMPUS
1. 05111004001 SOFI ARI SUTEJA SMK PERTANIAN SNMPTN Undangan 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
2. 05111004002 KUNTARI DEWI SMAN 4 SNMPTN Undangan 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
3. 05111004003 HEMERWAN SMA MUH. 2 SNMPTN Undangan 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
4. 05111004004 FIKA AHYANI SMA MUHAMMADIYAH 1 SNMPTN Undangan 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
5. 05111004005 REZA SURYANA SMA N 1 TEMPILANG SNMPTN Undangan 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
6. 05111004006 ARVIANA INDAH SMA N 2 KAYUAGUNG SNMPTN Undangan 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
7. 05111004007 MUHAMMAD ANDRIAN ALI AKBAR SMAN 2 SNMPTN Undangan 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
8. 05111004008 HIDAYAT RUWANSYAH SMAN 13 SNMPTN Undangan 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
9. 05111004009 SASTRAWAN GINTING LAIN-LAIN SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
10. 05111004010 SUTEJO SMKN 1 GELUMBANG SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
11. 05111004011 TEGUH SANTOSO SMA YADIKA LUBUKLINGGAU SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
12. 05111004012 MELI SEPTIKA SMAN 02 PALEMBANG SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
13. 05111004013 KARLINA FITRIANTI SMAN 1 TANJUNG RAJA SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
14. 05111004014 AYU CAHYA SABRINA SMAN 1 TANJUNG RAJA SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
15. 05111004015 WURI VONNY LESTARI SMK SPPN SEMBAWA SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
16. 05111004016 NIKY USTRINA SMA YKPP PENDOPO SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
17. 05111004017 ERRA KARTIKA SMAN 1 INDRALAYA SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
18. 05111004018 NYAI KHODIJAH SMAN 1 INDRALAYA UTARA SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
19. 05111004019 YUSUF SAIFUDIN SMAN 1 BELITANG III SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
20. 05111004020 CHILLA ASTARY SMAN 02 PRABUMULIH SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
21. 05111004021 ILHAM AKBAR SMAN 1 MENDO BARAT SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
22. 05111004022 MAHFUZ AHMADI JAKFAR SMAN 1 LUBUKLINGGAU SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
23. 05111004023 INDA PURNAMAWATI SMAN 1 LAHAT SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
24. 05111004024 RIZKI WULANDARI SMAN 4 PAGARALAM SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
25. 05111004025 MUSTAKIM SMAN 1 SUNGAI LILIN SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
26. 05111004026 DESI SILITONGA SMF YTP ARJUNA LAGUBOTI SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
27. 05111004027 RENDI INDRA GUNAWAN SMAN 1 MUARADUA SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
28. 05111004028 JENNY ARI SANDI SMAN TUGUMULYO SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
29. 05111004029 ACHMAD ISMAEIL SMAN TUGUMULYO SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
30. 05111004030 ARNI WINDASARI SMA NEGERI 1 KUALUH HULU SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
31. 05111004031 RELTI SMAN 1 LAHAT SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
32. 05111004032 ENDA SURYANA SMAN 1 GELUMBANG SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
33. 05111004033 MUHAMMAD REZA ARDIAN SMAN 2 KISARAN SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
34. 05111004034 MICHAEL JAYADI SMAN 1 L. PAKAM SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
35. 05111004035 EKO NAHASINA MALIDA SMAN 2 MUARA BELITI SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
36. 05111004036 AGMA SATRIO SADINA P MAN MODEL PANGKAL PINANG SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
37. 05111004037 PANJI ANUGRAH SMAN 5 OGAN KOMERING ULU SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
38. 05111004038 REYMUNDUS YODI ARYA SMA XAVERIUS 1 SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
39. 05111004039 ELISABET HUTABARAT SMKN 1 SIPOHOLON SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
40. 05111004040 WAHYU WIDARTO SMA MUHD. 7 SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
41. 05111004041 MAESTRO SARAGIH SMAN 1 PEMATANGSIANTAR SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
42. 05111004042 MHD JULIANSYAH ADI P SMAN 19 PALEMBANG SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
43. 05111004043 DWI HARYANTO SMAN 1 TANJUNG LAGO SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
44. 05111004044 AGNES YOLANDA MA N 2 PALEMBANG SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA
45. 05111004045 RESTU APANDI SMAN 2 MUARA BELITI SNMPTN Ujian Tulis 2011 PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN INDRALAYA

Perkebunan Karet Unsri diLlalap Api

INDERALAYA – Perkebunan karet seluas 80 hektare (ha) milik Universitas Sriwijaya (Unsri) di Kampus Unsri Inderalaya, Minggu (7/7) malam, dilalap si jago merah. Bahkan, hingga kemarin sebagian wilayah masih terbakar karena api sulit dipadamkan.


Dekan Fakultas Pertanian Unsri Prof Imron Zahri mengatakan, kebakaran lahan terjadi pada Minggu sekitar pukul 07.00 WIB. “Kebakaran dekat rawarawa dan terus merambat.Dengan kerja keras petugas dan karyawan Unsri semalaman sampai subuh, api dapat dipadamkan,” ujarnya kemarin.

Luas lahan kebun karet yang terbakar diperkirakan mencapai 80 hektare dari 100 hektare, dengan potensi kerugian mencapai miliaran rupiah. “Untuk bibit karet saja mencapai Rp1 miliar, belum termasuk perawatan selama ini.Kerugian yang harus ditanggung Unsri cukup besar,” ungkap Imron.

Saat ini pihaknya memprioritaskan penyelamatan kebun sawit di sebelah kebun karet yang luasnya sekitar 46 hektare. “Kita khawatir api merambat ke perkebunan sawit dan sampai ke kompleks kampus. Saat kejadian, kami sudah meminta bantuan petugas Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK) Palembang, tetapi makan waktu sehingga tak banyak yang dapat dipadamkan,” tuturnya.

Sementara itu,Kepala PBK Badan Kesbangpol dan Linmas Ogan Ilir Adil Siregar mengakui kesulitan melakukan pemadaman api di lokasi kejadian. Petugas kesulitan mencari suplai air, sedangkan api berkobar cepat.Tak hanya itu, minimnya armada PBK juga menjadi salah satu faktor terhambatnya pemadaman api.

“Fasilitas kendaraan kita terbatas dan tidak ada mobil penyuplai air sehingga pemadaman tidak dapat berjalan optimal. Sedangkan, dua armada PBK milik Unsri tidak dapat difungsikan karena rusak,” tuturnya. Ke depan pihaknya mengimbau Unsri membuat kolam penampungan air di tengah perkebunan.

Dengan begitu, apabila terjadi kebakaran, mobil PBK tidak kesulitan mendapatkan pasokan air. “Selain itu, kita berharap Unsri membuat satu gerbang di belakang kampus yang sewaktu- waktu dapat dibuka apabila ada kejadian emergency,” ungkapnya.

Minggu, 07 Agustus 2011

OSPEK DAN PARADOKS IDEALISME MAHASISWA

Mahasiswa yang selalu merepresentasikan diri sebagai sosok idealis, pembebas atau pembela kaum tertindas, tiba-tiba berubah seratus delapanpuluh derajat ketika melaksanakan Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) bagi adik-adik angkatannya. Walau telah ada perubahan mendasar di kampus-kampus tertentu, akan tetapi, di sebagian besar kampus, Ospek masih diwarnai dengan unsur kekerasan, penindasan dan militerisme sebagaimana tercermin dalam tindakan membentak-bentak, menggoblok-goblokkan, dan penciptaan suasana yang anti dialog. Atau pada pemberian sanksi yang cenderung bersifat fisik semata seperti push-up, lari jongkok, berdiri dengan satu kaki, lari keliling lapangan, dan lain-lain. Hukuman semacam itu dipilih tanpa ada kaitan sama sekali dengan pembentukan karakter dan idealisme mahasiswa.
Ospek yang demikian itu justru menimbulkan “situasi penindasan”. Mahasiswa lama (panitia Ospek) sebagai penindas dan mahasiswa baru (peserta Ospek) sebagai kaum tertindas.
Sebenarnya, setiap tahun, masyarakat telah menyampaikan banyak kritikan dan keberatan atas pelaksanaan ospek yang ditengarai banyak diwarnai kekerasan, penindasan dan nuansa militer seperti itu (hal-hal yang sesungguhnya sangat dibenci dan ingin dihapuskan oleh mahasiswa dari permukaan bumi Indonesia). Akan tetapi, nyatanya, walau selalu menuai kritik, pelaksanaan Ospek tidak banyak berubah. Tetap penuh dengan kekerasan, penindasan dan militerisme, sekalipun setiap tahun selalu ada korban yang berjatuhan, bahkan ada beberapa yang sampai mengalami kematian yang tidak perlu.
Yang menarik untuk dipertanyakan adalah, kenapa tiba-tiba para mahasiswa panitia Ospek, yang nota bene dari kalangan aktivis juga, menjadi “bebal” dan seperti tidak mempan kritik. Sama seperti umpatan mereka terhadap penguasa ketika para mahasiswa itu berdemonstrasi. Kenapa pula mereka seperti menikmati dan puas menjadi pelaku kekerasan, menjadi penindas dan bergaya militeristik.
Meminjam analisis Paulo Freire, seorang pemikir dan praktisi pendidikan pembebasan dari Brasil, para panitia Ospek bisa seperti itu karena dulunya pada waktu menjadi peserta Ospek mereka juga pernah mengalami “situasi penindasan”. Dalam bukunya Pedagogi of The Oppressed (diindonesiakan dengan judul Pendidikan Kaum Tertindas, LP3ES, 1985) Freire mengingatkan bahwa dalam situasi penindasan, kaum tertindas melakukan identifikasi secara kontradiktif. Mereka mengidentifikasi dirinya sebagai mahluk yang terbenam, terhina, terlepas dan tercerabut dari kemanusiaannya. Adapun di hadapan mereka adalah kaum penindas yang berkuasa dengan harkat kemanusian yang sempurna.
Kaum tertindas sulit untuk menemukan citra diri di luar kontradiksi penindas-tertindas. Karena itu, bagi mereka, upaya pembebasan diri untuk mendapatkan harkat dan martabat kemanusiannya, adalah dengan menjadi manusia yang memiliki citra diri seperti yang mereka temukan dalam sosok para penindas. Teori ini bisa menjelaskan mengapa seorang buruh yang diangkat menjadi mandor atas kawan-kawannya akan bertindak segalak dan sekasar majikannya, bahkan lebih. Atau dalam masa penjajahan Belanda dahulu, orang-orang pribumi yang diberi wewenang oleh penjajah Belanda, yang di kenal sebagai londo ireng, seringkali malah bertindak lebih kejam dibandingkan Belanda itu sendiri.
Teori ini pula yang bisa menjelaskan, mengapa setelah berada dalam penindasan dan kekerasan pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun, seakan-akan kini lahir manusia manusia khas Orde Baru (homo orbaicus), yaitu manusia-manusia yang mengadopsi budaya kekerasan, budaya penindasan dan budaya memaksakan kehendak, dari penguasanya itu (Orde Baru).
Hal yang sama juga terjadi pada panitia Ospek. Yang paling dominan dalam kesadaran mahasiswa lama panitia Ospek tersebut adalah, Ospek merupakan arena terbaik untuk menampilkan citra dirinya sebagai penguasa. Citra diri itu mereka dapatkan, dahulu ketika mengikuti Ospek. Waktu itu, mereka sebagai pihak yang tertindas melakukan identifikasi bahwa alangkah enaknya, alangkah gagahnya, alangkah berkuasanya, alangkah bermartabatnya menjadi panitia Ospek.
Kini ketika menjadi panitia, mereka mendesain Ospek yang melahirkan “situasi penindasan”. Para peserta yang tertindas akan menginternalisasi citra diri pelaksana Ospek yang menindas itu. Untuk kemudian, pada suatu saat mereka akan mereproduksi citra diri itu ketika kesempatan memungkinkan. Yaitu ketika mereka menjadi pelaksana Ospek.
Selain itu, penindasan adalah penjajahan kesadaran lewat praktik “pemolaan”. Kaum tertindas dipaksa untuk memilih atau melakukan apa yang di”pola” oleh penindasnya. Kaum tertindas tentu akan berfikir seribu kali untuk melakukan perlawanan, karena hal itu akan memberatkannya sendiri. Lagi pula, belum tentu kawan-kawannya yang lain akan membantu. Kebanyakan kaum tertindas akan memilih diam dan patuh. Keadaan seperti ini membuat kaum tertindas akan larut dalam sikap masokhis. Begitu pun yang terjadi pada peserta Ospek. Mereka melakukan banyak tindakan dan hukuman seperti yang dipolakan oleh para panitia Ospek, tanpa banyak berani menentang walaupun tindakan-tindakan itu sama sekali tidak logis, tidak rasional dan tentunya tidak mereka inginkan.
Dari paparan di atas, apabila pelaksanaan Ospek masih diwarnai dengan nuansa penindasan, setidaknya memunculkan dua hal. Pertama, Ospek melahirkan “situasi penindasan”. “Situasi penindasan” akan melahirkan sosok-sosok penindas baru (sadistis) yang suatu saat apabila mendapatkan kesempatan akan mencoba untuk melahirkan situasi penindasan baru, begitu pula nanti seterusnya, sehingga Ospek itu sendiri merupakan forum konservasi dan reproduksi penindasan. Kedua, Ospek akan melahirkan generasi yang patuh, acuh tak acuh, tidak kritis dan tidak berani menentang terhadap praktik-praktik penindasan.
Lebih dari itu, Ospek juga bisa jadi akan melahirkan generasi masokhis. Generasi seperti itu merupakan lahan subur bagi tumbuhnya praktik-praktik penindasan. Dengan begitu, maka Ospek justru menjadi sebuah rutinitas yang berperan sebagai konservasi atau pelestari penindasan. Kalau diproyeksikan dalam kehidupan bangsa, Ospek yang seperti itu justru memberikan kontribusi negatif terhadap proses demokratisasi yang saat ini mulai bergulir, karena Ospek justru melahirkan generasi yang berpotensi menjadi penindas, sadistis dan a-demokratis jika sedang berkuasa, sekaligus generasi yang patuh, masokhis, tidak kritis dan acuh tak acuh terhadap berbagai praktik penindasan, ketika sedang di bawah kekuasaan pihak lain.

Visi Ospek yang ideal adalah yang bersuasana egaliter, dan selaras dengan proses demokratisasi. Dalam kerangka ini, Ospek dilaksanakan sebagai upaya melahirkan mahasiswa yang sadar akan posisi dirinya sebagai agen of change yang kritis, sadar akan persoalan sosialnya, berani menentang segala bentuk penindasan dan mempunyai komitmen atas keberlangsungan proses demokratisasi bangsa.
Visi yang seperti ini tentu saja tidak menghendaki praktik penindasan dan praktik a-demokratis dalam pelaksanaanya. Visi ini hanya bisa dicapai apabila Ospek, meminjam Freire, didesain sebagai praktik dari “pendidikan pembebasan”. Pendekatan yang dipakai adalah pendidikan orang dewasa (andragogy) dengan metode yang bisa mendorong peserta untuk aktif dan memiliki kesadaran kritis. Pola seperti ini mengharuskan adanya suasana yang egaliter, hubungan yang komunikatif, empatif dan tidak ada unsur dominasi di dalamnya. Baik peserta Ospek maupun fasilitator/ panitia Ospek terlibat dalam proses pencarian bersama. Yang terjadi bukan peserta belajar “dari” fasilitator, tetapi peserta belajar “bersama” fasilitator.
Ospek merupakan proses belajar bersama ( tranpersonal learning ) dengan berbagai tahapan meliputi penyadaran ( konsientasi ), pemberdayaan (empowering ), pembebasan (liberasi ) dan pemanusian ( humanisasi ).
Penyadaran merupakan proses yang mengajak peserta untuk memahami dirinya dan realitas serta problema kehidupan diri maupun sosialnya. Penyadaran akan membawa peserta dari kesadaran naif atau bahkan magis, menuju manusia dengan kesadaran kritis. Penyadaran kemudian diikuti dengan pemberdayaan, yaitu upaya menumbuhkan kemampuan analisis kritis untuk memahami dan memberikan solusi atas berbagai problem kehidupan.
Apbila kedua proses telah terlewati, selanjutnya adalah pembebasan. Dengan kesadaran dan keberdayaan yang di milikinya, peserta di ajak untuk memberikan penilaian yang mandiri, menentukan dirinya sendiri serta mempunyai sikap yang mandiri, bebas dari hegemoni masa lalu tradisi dan negara.
Selain membebaskan peserta Ospek, Ospek seperti itu sekaligus juga membebaskan mahasiswa lama (panitia ospek) dari belenggu hegemoni citra diri penindasnya dulu, sehingga mereka tidak lagi “terpenjara” oleh keinginan melakukan penindasan, kekerasan dan balas dendam.
Ospek yang dilakukan dengan visi dan metode semacam itu, pada satu sisi sesuai dengan nilai-nilai idealisme yang selama ini dengan bangga diakui sebagai kesejatian mahasiswa. Sementara di sisi lain diharapkan mampu melahirkan generasi yang demokratis, egaliter, otonom, dan mempunyai komitmen terhadap berbagai problem masyarakatnya. Rasanya generasi seperti itulah yang di butuhkan perannya dalam proses tranformasi bangsa mendatang.Sumber:http://bemfpunsri.blogspot.com/2011/07/ospek-dan-paradoks-idialisme-mahasiswa.html dan http://algaer.wordpress.com/2010/04/07/ospek-dan-paradoks-idealisme-mahasiswa/

Peternakan dan Perikanan di Tengah Krisis Global

Sebagai sektor penghasil pangan strategis, sektor peternakan dan perikanan, bersama sektor pertanian lainnya, mengalami dua kondisi berbeda yang agak ekstrim, yaitu: mengalami kenaikan harga tajam pada semester pertama dan mengalami kejatuhan harga yang signifikan pada semester kedua. Pada semester pertama 2008, hampir seluruh analisis tertuju pada melonjaknya harga pangan, sampai 2-3 kali lipat dibandingkan harga pangan di 2005. Tiga faktor utama yang sering dianggap bertanggung jawab terhadap eskalasi harga pangan dan pertanian di tingkat global, yaitu: (1) fenomena perubahan iklim yang mengacaukan ramalan produksi pangan strategis, (2) peningkatan permintaan komoditas pangan karena konversi terhadap biofuel, dan (3) aksi spekulasi yang dilakukan para investor (spekulan) tingkat global karena kondisi pasar keuangan yang tidak menentu (Lihat Arifin, 2008).

Beberapa komoditas strategis mengalami penurunan harga pada semester kedua 2008, membuat banyak negara berupaya untuk fokus dan mempertajam strategi kebijakan pangannya agar tidak terjadi dampak sosial-ekonomi yang lebih buruk. Krisis keuangan global turut berkontribusi pada menurunnya permintaan komoditas secara umum karena daya beli yang sedang turun sehingga volume perdagangan pangan di tingkat global tiba-tiba berkurang secara signifikan. Walaupun belum terdapat analisis yang komprehensif, laju penurunan harga-harga pangan strategis sangat mungkin berkait erat dengan pergeseran volume perdagangan dari bursa saham ke bursa komoditas.

Pada sektor peternakan, produksi daging sapi nasional 2008 diperkirakan mencapai 465 ribu ton, suatu peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan angka 2007, 346 ribu ton. Meski demikian, produksi ini tidak mencukupi, sehingga harus menggantungkan kebutuhan daing sapi dari pasar luar negeri, terutama Australia dan Selandia Baru. Catatan impor sapi dari Australia mencapai lebih dari 520 ribu ekor (Noor, 2008) yang sebagian besar untuk dipotong, hanya sebagian kecil sebagai induk. Dengan potensi pasar yang sangat besar itu, tidak kurang dari 68 negara antri mencoba memasukkan daging dan produk daging ke Indonesia.

* * *

Estimasi data konsumsi daging di Indonesia berbeda menurut lembaga, namun berkisar total 2,6 kg/kap/th menurut Survai Sosial Ekonomi Nasional - Badan Pusat Statistik (Susenas BPS), sekitar 1,7 kg daging sapi menurut Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) plus 4,5 kg daging ayam menurut Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), serta 1,2 kg daging sapi plus 3,1 kg daging ayam menurut Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian (Deptan). Diperkirakan konsumsi daging di 2009 akan mengalami peningkatan.

Produksi daging ayam diperkirakan 1,4 juta ton pada 2008, suatu peningkatan hampir dua kali lipat dibandingkan produksi pada 2007 yang lalu (Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian, 2008). Walaupun demikian, produksi dan konsumsi daging ayam ini masih sangat sensitif terhadap isu biosafety seperti kasus flu burung serta dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkannya. Sifat konsumsi daging ayam yang sangat elastis terhadap perubahan harga dan perubahan selera konsumen adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pencapaian kinerja stabilisasi harga daging sapi, daging ayam dan produk peternakan ini. Akan tetapi, pada hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha, permintaan daging ayam dan telur di Indonesia meningkat secara signifikan, suatu pola rutin yang terkadang paradoksal apabila dikaitkan dengan upaya pengendalian konsumsi.

Dalam ekonomi pertanian, karakter perubahan permintaan tinggi seperti ini menjadi ciri khas Revolusi Peternakan, sesuatu yang sangat berkontribusi pada pencapaian ketahanan pangan, kualitas sumber daya manusia, dan pembangunan ekonomi secara umum. Sektor peternakan memang mewarnai perubahan konsumsi masyarakat dari sumber kalori berbasis karbohidrat menjadi berbasis kandungan protein tinggi. Sekitar 56 persen dari konsumsi daging di Indonesia memang berasal dari unggas; cukup jauh dibandingkan dengan angka konsumsi daging sapi yang hanya 23 persen. Walaupun demikian, angka konsumsi daging unggas yang hanya setara 4,5 kilogram per kapita per tahun itu jelas sangat rendah atau seperlima dibandingkan dengan konsumsi daging negara-negara maju.

Sektor peternakan sangat berkait erat dengan sistem produksi jagung dalam negeri, sebagai kontributor utama penyediaan pakan ternak, baik langsung maupun tidak langsung. Menurut Angka Ramalan III (Aram III) Badan Pusat Statistik (BPS), awal November 2008, produksi jagung tahun ini diramalkan 15,9 juta ton, terutama karena peningkatan luas panen di Provinsi Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Lampung, dan Sumatera Utara. Tapi belum mampu mencapai target swasembada jagung, yang seharusnya telah tercapai sejak tahun lalu. Faktanya masih harus memenuhi konsumsi jagung dari pasar impor.

Hal yang agak positif adalah penggunaan benih unggul jagung hibrida, terutama hasil bioteknologi pertanian. Peningkatan produksi jagung hibrida juga mampu mendukung sektor peternakan karena industri pakan ternak ikut tumbuh pasca stagnansi yang cukup serius pada puncak krisis ekonomi. Membaiknya produksi jagung domestik agak membantu mengurangi ketergantungan sektor peternakan kecil terhadap pakan impor, dan sempat memberikan ekspektasi pertumbuhan yang lebih tinggi. Akan tetapi, karena laju konsumsi jagung yang tumbuh lebih cepat, Indonesia masih harus mengandalkan jagung impor dalam jumlah yang cukup besar.

***

Untuk sektor perikanan, Indonesia masih mengandalkan ekspor ikan dan udang, khususnya ke Taiwan, Jepang, Korea dan sedikit Amerika Serikat. Produksi ikan secara kumulatif pada 2008 diperkirakan 8,1 juta ton, suatu peningkatan yang sangat signifikan (32 persen per tahun) dari angka produksi 6,1 juta ton pada 2004. Berhubung begitu kuatnya keterkaitan sektor perikanan tekanan ekonomi global, masyarakat sangat khawatir akan dampak krisis keuangan global saat ini, khususnya terhadap kesejahteraan nelayan, terutama nelayan skala kecil dan menengah. Sebelum krisis keuangan global, produksi perikanan di tingkat global diperkirakan 7,5 juta ton, termasuk 3,8 juta berasal dari budidaya udang. Maksudnya, produksi udang budidaya telah melebihi produksi perikanan konvensional, karena semakin intensifnya usaha budidaya udang. Angka ini lebih banyak didorong oleh tingginya produksi udang budidaya selama lima tahun terakhir dengan tingkat pertumbuhan 21 persen per tahun. Laju pertumbuhan udang budidaya diperkirakan melambat pada 5-6 tahun mendatang, dengan laju pertumbuhan 6 persen atau kurang.

Beberapa analisis telah menyimpulkan bahwa dampak langsung dari krisis keuangan global adalah menurunnya permintaan, terutama dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Akibat berikutnya dari kontraksi pasar ini adalah penurunan harga produk perikanan dan bahkan kekhawatiran gagal bayar karena persoalan finansial pada perusahaan skala besar. Disamping itu, kekhawatiran negara-negara besar importir produk perikanan terhadap dampak ekonomi global adalah kemungkinan penggunaan teknik budidaya perikanan yang tidak ramah lingkungan, karena nelayan mencoba untuk mengurangi biaya produksi. Apa pun yang terjadi, sektor perikanan di Indonesia perlu juga melakukan eksplorasi pasar-pasar ekspor baru, yang mungkin tidak terlalu ketat menerapkan persyaratan, seperti bidang lingkungan hidup dan sebagainya. Langkah-langkah pengembangan baru memerlukan kemampuan intelijen pasar yang tangguh, peraturan yang dapat merugikan dan tentu saja kemampuan analisis selera konsumen, dan sebagainya.

Terakhir, untuk para pejuang sektor peternakan masih harus berusaha keras meningkatkan produksi dan produktivitas daging sapi dan daging ayam, karena akan menjadi ciri khas indikator ketahanan pangan. Disamping itu, pada sisi konsumsi, para stakeholders ini (pemerintah, swasta dan masyarakat) perlu berjuang keras meningkatkan laju konsumsi daging ini untuk menunjukkan peran nyata terhadap kualitas gizi dan protein masyarakat dan tentunya kecerdasan bangsa Indonesia secara umum.

Diposkan oleh BEM Fakultas Pertanian UNSRI

Minggu, 31 Juli 2011

Tak Ingin Lemas Saat Puasa? Jaga Pola Tidur


Meski tidak makan seharian, puasa tidak boleh jadi alasan untuk lemas dan tidak bergairah saat bekerja. Pada sebagian orang, rasa letih dan mengantuk saat puasa muncul bukan karena tidak makan melainkan hanya karena tidak cukup tidur.

Bukan hanya waktu puasa, produktivitas yang menurun di tempat kerja hampir selalu bisa dihubungkan dengan pola tidur yang tidak teratur. Bedanya, pada hari-hari biasa rasa letih dan mengantuk bisa diatasi dengan minum kopi atau teh, maupun makan camilan.

Lain halnya ketika sedang berpuasa, seseorang tidak bisa minum kopi atau teh di siang hari sehingga rasa letih akan lebih terasa dibanding hari-hari biasa. Akibatnya banyak yang mengantuk di tempat kerja, meski kebanyakan mengira itu adalah efek dari seharian tidak makan.

"Dalam banyak kasus, orang mengantuk saat puasa bukan karena tidak makan tetapi karena kurang tidur saja. Sebenarnya asal cukup tidur dan polanya teratur, puasa tidak perlu jadi alasan untuk mengantuk," ungkap pakar kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja, RPSGT saat dihubungi detikHealth, Minggu (31/7/2011).

Pendapat dr Ade, demikian ia biasa disapa, banyak benarnya terutama bagi yang kerjanya lebih banyak duduk di kantor dan hanya mengetik sepanjang hari. Meski berpikir juga butuh energi, namun kalori yang dibutuhkan tentu tidak sebanyak pekerjaan yang cenderung mengandalkan kekuatan fisik.

Karena itu dokter yang hobi memasak ini menyarankan, jika tidak ingin merasa lemas saat berpuasa maka usahakan agar tidur malamnya mencukupi baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Jika harus bangun pagi untuk penyiapkan makan sahur, malam harinya tidak boleh bergadang untuk keperluan yang tidak terlalu penting.

Kalaupun tidur malamnya tidak mencukupi, siang harinya bisa meluangkan waktu beberapa menit untuk melakukan power-nap, yakni tidur siang yang singkat tapi berkualitas. Sehabis salat siang misalnya, power-nap selama 20-30 menit sudah cukup untuk memulihkan energi.

"Power-nap tidak perlu lama-lama, yang penting cukup untuk me-recharge energi. Kalau terlalu lama malah tidak bagus, nanti bablas (tidak bangun-bangun) terus nggak jadi kerja. Tidur siang kalau terlalu lama kadang juga malah bisa pusing," tambah dr Ade.

Terkait kebijakan untuk mengubah jam kerja seperti yang dilakukan banyak instansi pemerintahan maupun swasta, dr Ade menganggap hal itu tidak terlalu penting jika alasannya hanya supaya tidak letih. Seperti yang berulang kali ia tekankan, puasa tidak boleh jadi alasan untuk mengantuk.

Namun untuk keperluan yang lain misalnya agar punya lebih banyak waktu untuk melakukan kegiatan rohani atau berkumpul dengan keluarga, tentunya perubahan jam kerja masih bisa diterima. Yang penting menurut dr Ade, jadwal aktivitas dan pola tidur harus disesuaikan agar masing-masing bisa teratur dan tidak terlalu sering berubah-ubah.

"Baik puasa atau tidak, kurang tidur pasti mempengaruhi produktivitas kerja. Perlu diingat juga, hingga saat ini tidak ada satupun zat yag bisa menggantikan efek tidur. Kafein dan semacamnya hanya bisa menunda, pada saatnya rasa kantuk itu akan datang juga kalau tidurnya memang tidak cukup," tegas dr Ade.